Kejanggalan Kecelakaan Pesawat Sukhoi Superjet 100 - Kecelakaan Pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak,
Bogor sebenarnya masih meninggalkan beberapa kejanggalan. Mengapa pesawat
secanggih itu bisa sampai menabrak gunung. Beberapa ahli sempat menyampaikan
pendapatnya tentang kecelakaan ini.
Di bawah ini adalah analisa Kejanggalan Kecelakaan Pesawat Sukhoi
Superjet 100 yang disampaikan oleh Sukamto, Safety Manager PT Sky Aviation,
perusahaan yang sebelumnya tertarik membeli Sukhoi Superjet itu.Berikut adalah
beberapa Kejanggalan Kecelakaan Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang
disampaikan oleh Sukamto yang dikutip dari kompas.com:
1. Pilot pesawat Sukhoi Superjet 100 sempat meminta izin Air
Traffic Control (ATC) untuk menurunkan pesawatnya dari 10.000 kaki ke 6.000
kaki di atas kawasan udara Atang Sanjaya. Tak lama setelah itu, komunikasi
terputus dan ternyata pesawat justru menabrak tebing Gunung Salak, Bogor.
2. Alasan menurunkan pesawat masih belum jelas. Kalau alasannya
karena ada awan di depan, seharusnya lebih aman kalau pesawat itu naik ke atas
dan bukannya turun karena itu 'kawasan pegunungan jadi bahaya kalau ada
benturan.
3. Pesawat secanggih Sukhoi Superjet juga seharusnya mampu
melewati turbulance yang timbul jika pilot tetap melaju melintasi awan. Selama
sistem navigasinya mumpuni, seharusnya pesawat bisa lewat awan itu. Kenapa
pilot memutuskan turun sampai 4.000 kaki padahal itu beresiko.
4. Kenapa pihak ATC memberi izin pesawat untuk turun ke 6.000
kaki. Jika alasan ATC karena pilot meminta turun saat di atas landasan Atang
Sanjaya yang merupakan kawasan yang aman, maka ada hal janggal lainnya yang
timbul. Pasalnya, pesawat tersebut justru mengarah ke lereng Gunung Salak, dan
ada kemungkinan terbang rendah di kawasan tersebut.
5. Kalau pesawat komersil biasa, prosedur turun 10.000 ke 6.600
belok kiri di Atang Sanjaya, lalu belok kiri lagi dari 6.000 ke 2.500 masuk ke
Halim. Kenapa pesawat justru belok ke kanan, bukan ke kiri, walaupun bila dalam
kondisi joyflight tidak ada aturan apa pun.
6. Dugaan adanya manuver yang dilakukan sang pilot pun muncul.
Namun, dalam aturan joy flight pesawat penerbangan sipil, manuver tidak bisa
dilakukan secara ekstrem.
7. Sistem navigasi dan peringatan dini yang dimiliki pesawat
seperti theater airborne warning system (TAWS) juga seharusnya bekerja
memberikan informasi ke pilot. TAWS adalah perangkat peringatan dini pada
pesawat mengenai rintangan di luar. Kalau ada lereng atau tebing di sekitar
pesawat berkilo-kilometer sebelumnya, TAWS akan keluarkan bunyi tanda
peringatan ke pilot. Harusnya alat ini bekerja apalagi dengan pesawat secanggih
Sukhoi, pasti ada jarak yang cukup jauh sehingga TAWS ini akan berbunyi lebih
cepat.
Nah, bagaimana menurut kamu
tentang Kejanggalan Kecelakaan Pesawat Sukhoi Superjet 100?
Sekarang kita harus menunggu hasil penyelidikan untuk mengetahui hasil yang
pasti tetang penyebab Kecelakaan Pesawat Sukhoi Superjet 100. Semoga kejadian
ini tidak terulang lagi dan kita dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian
yang terjadi
Sumber: http://nasional.kompas.com
http://wahidsahidu.blogspot.com